Budaya Kalimantan Selatan
Kalimantan
Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau
Kalimantan. Ibu kotanya adalah Banjarmasin. Provinsi ini mempunyai 11 kabupaten
dan 2 kota. DPRD Kalimantan Selatan dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989
tanggal 31 Mei 1989 menetapkan 14 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi
Kalimantan Selatan. Tanggal 14 Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah RIS
No. 21 Tahun 1950, merupakan tanggal dibentuknya provinsi Kalimantan, setelah
pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS), dengan gubernur Dokter Moerjani.
Penduduk Kalimantan Selatan berjumlah 3.626.616 jiwa (2010)
Seni tradisional
Banjar adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suku
Banjar. Tradisional adalah aksi dan tingkah laku yang keluar alamiah karena
kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu. Tradisi adalah bagian dari
tradisional namun bisa musnah karena ketidamauan masyarakat untuk mengikuti
tradisi tersebut. Kultur budaya yang berkembang di Banjarmasin sangat banyak
hubungannya dengan sungai, rawa dan danau, disamping pegunungan. Tumbuhan dan
binatang yang menghuni daerah ini sangat banyak dimanfaatkan untuk memenuhi
kehidupan mereka. Kebutuhan hidup mereka yang mendiami wilayah ini dengan
memanfaatkan alam lingkungan dengan hasil benda-benda budaya yang disesuaikan.
hampir segenap kehidupan mereka serba relegius. Disamping itu, masyarakatnya juga
agraris, pedagang dengan dukungan teknologi yang sebagian besar masih
tradisional.
Bahasa yang
digunakan dalam keseharian adalah bahasa daerah, yakni bahasa Banjar yang
memiliki dua dialek besar, yakni dialek Banjar Kuala dan dialek Banjar Hulu. Di
kawasan Pegunungan Meratus, dituturkan bahasa-bahasa dari rumpun Dayak, seperti
bahasa Dusun Deyah, bahasa Maanyan, dan bahasa Bukit.
Mayoritas
penduduk Kalimantan Selatan beragama Islam. Dapat dikatakan seluruh Suku Banjar
menganut Agama Islam. Suku Bukit di kawasan Pegunungan Meratus umumnya masih
mempertahankan Kepercayaan Kaharingan, sementara sebagian lainnya menganut
Agama Kristen dan Buddha, khususnya di Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan.
Setiap kawasan di Kalimantan Selatan, memiliki
makanan sebagai ciri-ciri khas daerah, seperti daerah Hulu Sungai Selatan
dengan dodol kandangan-nya, Barabai dengan apam dan kacang jaruk, Amuntai
dengan kuliner dari daging itik, dan Binuang dengan olahan pisang sale yang
disebut rimpi.SUMBER
Adapun ciri khas Kalimantan Selatan yaitu:
1. Rumah Adat
Rumah adat
Kalimantan Selatan dinamakan Rumah Banjar Bubungan Tinggi. Rumah Banjar
Bunbungan Tinggi mempunyai atap tinggi. Bagian depan rumah berfungsi sebagai
teras yang dinamakan pelatar, tempat anggota keluarga bersantai.
Rumah ini
merupakan rumah panggung dan dibawahnya dapat digunakan untuk menyimpan padi
dan sebagainya. Seluruh rumah terbuat dari kayu ulin dan atapnya dari sirap
kayu ulin.
2. Pakaian Adat
Pria memakai
pakaian adat berupa tutup kepala(destra), baju rompi, sarung sebatas dengkul
dan celana panjang yang disebut selawar. Sedangkan sebilah keris diselipkan
didepan perut.
Wanitanya memakai
tutup kepala berhiasankan kembang goyang yang disebut sumping, baju dan kain
bersulam emas. Perhiasan yang dipakainya beruapa anting anting, kalung,
pending, dan gelang. Pakaian pengantinini berdasarkan adat banjar.
3. Tari tarian Daerah Kalimantan Selatan
a.
Tari Baksa Kembang, merupakan tai selamat datang pada tamu agung
dengan menyampaikan untaian bunga.
b.
Tari Radap Rahayu, dipertunjukkan pada upacara tepung tawar, sebelum pengantun
pria dan wanita dipersandingkan dipelaminan.
c.
Tari Mantang Gandut, tari gandut merupakan jenis tari garapan yang diangkat
dari tari tradisional Kalimantan Selatan. Tari ini termasuk jenis tari
pergaulan, dimana penari wanita, yang dinamakan Gandut, berusaha menarik
simpati penonton, sedangkan penari pria(Mantang) menyambut tantangan itu dengan
memilih pasangannya.
4. Senjata Tradisional
Keris adalah
salah satu senjata tradisonal diKalimantan Selatan. Ukurannya paling panjang
lebih kurang 30cmdan matanya terlogam lainnya. Senjata buat dari besi dicampur
logam lainnya. Senjata lainnya adalah anak mandau, bujak (sejenis tombak),
sumpitan, dan beliung.
5. Suku : Suku dan marga yang terdapat
didaerah Kalimantan Selatan adalah : Banjang Hulu dan Banjang Kuala.
6. Bahasa
Daerah : Banjar
Makanan khas Kalimantan Selatan yaitu:
1. Soto Banjar
Soto, bagaimanapun juga adalah menu yang paling umum ditemukan di seantero Indonesia Raya, termasuk di Kalimantan Selatan. Soto Banjar namanya.
Namun, berbeda dengan beberapa daerah di Indonesia, Soto Banjar tidak menggunakan nasi, melainkan menggunakan ketupat.
Salah Satu Keunikan Kuliner satu Ini adalah, kebiasaan menikmati Soto Banjar sembari diiringi dengan sate.
Secara umum, Soto Banjar ini ada dua macam, yang sederhananya bisa dibedakan dari tampilan kuahnya. Yakni Soto Banjar yang kuahnya “agak keruh” dan Soto Banjar yang nampak bening ning. Kalau yang keruh itu pakai tambahan susu atau creamer.
2. Ketupat Kandangan
Kuliner satu ini agak unik gan karena bukan asli banjarmasin,kuliner ini berasal dari kota Kandangan Kalimantan Selatan,tapi di Banjarmasin sendiri terkenal sebagai makanan khas Ketupat kandangan terbuat dari Beras yang dijadiin ketupat dengan cara dimasukkin kedalam anyaman daun kelapa terus dikukus.Lauknya sendiri biasanya pake ikan gabus yang dibakar atau telur rebus..Kuahnya pake kuah santan ,pake telor.
3. Bingka Berandam
Secara Harfiah arti dari BINGKA BARANDAM adalah Bingka yang direndam.. Karena penyajiannya direndam dalam air gula, Bingka Barandam adalah salah satu jenis Kuliner Kalimantan Selatan, terbuat dari bahan utama tepung & telur serta dinikmati dengan menggunakan air gula. Maka tentu saja akan terasa manis. Biasanya banyak dijumpai di bulan puasa, Ini adalah jenis makanan penutup/dessert.
4. Nasi Itik gambut
Nasi itik gambut dinamakan sesuai salah satu daerah di Bajnarmasin,Kuliner ini memakai lauk itik/bebek,Biasanya pake masak habang/bumbu bali,Rasanya gurih apalagi rasa khas dari daging itik itu sendiri.
5. Apam Barabai
Apam barabai adalah kue basah yang dibuat dari tepung beras, santan, gula merah/putih, dan tape singkong. Makanan ini bentuknya bulat dan tipis, berwarna merah kecoklatan atau putih. Teksturnya sangat lembut, sehingga enak dilidah.
Yang berwarna merah kecoklatan, gula yang digunakan adalah gula merah, sehingga rasanya sangat khas, gurih dan manis, aromanya pun memiliki aroma yang kuat dari gula aren. Yang warna putih pun tak kalah enak, rasanya juga manis, orang yang kurang suka aroma dan rasa gula merah bisa memilih apam yang putih ini.
6. Iwak Karing Telang Masak Asam
Telang, adalah nama ikan asin yang populer di Kalimantan Selatan. Pengolahan yang paling sederhana adalah dengan cara di goreng. Paling pas (bagi admin pribadi) adalah dicampur dengan sayur bening waktu makannya, siang hari pula.Selain itu, yang juga nikmatnya bukan buatan adalah Masak Asam Telang. Sebagaimana gambar di atas. Cuma yang harus diperhatikan adalah tingkat keasinannya supaya pas. Beberapa orang memiliki teknik berbeda dalam mengolah Masak Asam Telang ini, tapi tetap saja, nikmat.
7. Gangan Asam Banjar
Sayur berkuah asam alias gangan asam menjadi menu khas dalam khazanah kuliner urang Banjar. Gangan ini biasanya disertai lauk berupa haruan (gabus) atau patin. Di banua kita, sayur asam ini dikenal dengan sebutan gangan asam.
Kuah bersayur dengan warna kuning dan rasa agak asam, sesuai namanya ini, banyak disukai masyarakat Banjar dan warga pendatang. Paduan antara gurih, asam dan segar sangat menggugah selera. Apalagi jika bersantap siang hari, sepiring nasi diguyur dengan gangan asam, begitu sedap rasanya. Biasanya pula gangan asam dicampur dengan sayur dan lauk berupa ikan haruan atau patin.
8. Kelelepon Martapura
Terkenal dengan semboyan Pacah di ilat yang artinya pecah di lidah tanpa perlu digigit Kelelepon adalah salah satu makanan khas Banjar, khususnya di Kota Martapura Kab. Banjar kelelepon sudah menjadi ikon kota berjuluk serambi mekah ini. Ada suatu tempat dimana kita dapat dengan mudah mendapatkan kelelepon, sebut saja “Lampu merah Sekumpul” di sana akan ditemui.
9. Manday
Sebagiannya menyebutnya dengan nama jaruk mandai. Mandai berasal dari kulit nangka, kulit Tiwadak (cempedak), kulit Tarap, ketiga buah ini membunyai bentuk buah kulit yang sama. Nangka dan tiwadak yang kulitnya biasanya hanya dibuang percuma setelah diambil bijinya untuk dimakan namun bagi urang Banjar kulit-kulit ini diolah kembali dan dijadikan kuliner yang menggiurkan.
Kulit dari buah yang sudah matang dibersihkan kulit dari luarnya, daging kulit berserta daging yang menjuntai pengikat buah diambil, kemudian di taburi dengan garam dan didiamkan beberapa hari sampai garam itu meresap, setelah itu sudah siap untuk di buat bahan masakan. Biasanya kulit ini dapat tetap disimpan selama beberapa bulan dalam cairan garam.
Namun khusus kulit cempedak yang hanya dapat di dapatkan pada musim-musim tertentu bisa disimpan sampai satu tahun lebih didalam botol cairan garam, karena semakin lama disimpan akan semakin terasa enak ketika dibuat masakah. Selanjutnya adalah buah tarap yang hanya bisa didapatkan pada musimnya saja, buah tarap mentah harus direbus dulu, baru kemudian dibersihkan, sesudah itu baru digarami seperti juga buah nangka dan cempedak.
Mandai biasanya tidak dijual dipasaran, karena bisa dibuat sendiri dirumah, tapi khusus untuk mandai dari kulit nangka muda ada pembuatan khusus dengan cuka yang hanya bisa ditemukan di pasar-pasar traditional barabai, sayangnya mandai dari kulit nangka muda ini hanya dapat bertahan satu minggu.
SUMBER
0 Response to "Budaya Kalimantan Selatan "
Posting Komentar